Niat Puasa Ngableng, Hukum, Manfaat, Mantra

Runimas.com – Niat puasa ngebleng. Zaman dahulu ada banyak sekali puasa atau tirakat kejaawen yang dilakukan oleh orang Indonesia apabila keinginannya belum tercapai, terutama sebelum Islam masuk dan mengajarkan mengenai puasa wajib.

Tirakat-tirakat puasa kejawen yang dilakukan ada banyak macamnya, namun pada intinya sama seperti puasa dalam Islam yakni untuk menahan dari lapar dan haus. Pelaksanaanya pun tergantung keinginan masing-masing.

Salah satunya adalah puasa ngebleng, yaitu puasa yang cukup berat dilaksanakan karena harus terjaga selama 24 jam nonstop. Terjaga di sini bukan berarti hanya tidak makan dan minum saja selama sehari penuh, melainkan juga harus terbangun dengan posisi duduk bersila.

Di bawah ini kami akan menjelaskan mengenai bagaimana cara niat atau mantra tirakat puasa ngebleng dalam tradisi kejawen. Selain itu kami juga akan membahas mengenai hukum, manfaat, dan pantangannya secara lengkap silahkan disimak.

Niat Mantra Puasa Ngebleng Kejawen

Niat puasa kejawen atau yang biasa disebut dengan mantra puasa ngebeleng dibaca sebelum tidur atau maksimal sebelum sahur karena setelah fajar terbit, sama seperti puasa biasa, kita mulai melaksanakan puasa atau tirakat ngebeleng.

Pembacaan niatnya menggunakan bahasa Jawa dengan masing-masing kepercayaan. Ingatlah untuk selalu bertanya kepada guru apa yang harus dilakukan. Berapa hari puasa yang harus dijalani, serta apa-apa saja yang perlu dipermohonkan.

🔥 Trending:   Niat Puasa Mutih, Tata Cara, Waktu, Pantangan

Karena sifat puasa ini dinamis, jadi, harus selalu berkomunikasi dengan guru. Misal guru menghendaki kita berpuasa selama 3 hari maka ya kita lakukan puasa selama itu. Bila guru menghendaki kita berpuasa 10 hari maka kita laksanakan perintahnya.

Hukum Puasa Ngebleng

Hukum puasa ngebleng tidak ada dalam Islam, sudah dijelaskan di awal bahwa puasa atau lelakon ngebleng ini merupakan tradisi orang Jawa kebanyakan ketika Islam belum masuk di Indonesia. Jadi, bila ditanya apakah ada dalil atau hadist mengenai puasa ngebleng, maka jawabannya tidak ada.

Lalu, apakah puasa ini boleh dilaksanakan oleh umat Muslim? Jawabannya adalah apabila puasa ini dilakukan dengan niat beribadah kepada Allah SWT, maka jelas jawabannya tidak boleh. Di sini hanya menjelaskan informasi, bukan menyuruh untuk bertindak.

Manfaat Puasa Ngebleng

Dalam puasa ngebleng, kebanyakan pelaku menginginkan hajat atau permohonannya terkabul. Misalnya Ia ingin jodoh, rezeki yang banyak, usaha yang lancar, urusan dunia dipermudah, dan sebagainya.

Selain itu, puasa ngebleng yang dilakukan seperti tapa dengan duduk bersila selama 24 jam penuh juga dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kharisma, wibawa, serta agar bisa memikat lawan jenis.

Pantangan Puasa Ngebleng

Dalam puasa ngebleng, atau puasa kejawen lainnya, pantangannya adalah tidak boleh melanggar tata cara yang telah ditentukan. Artinya, agar puasa ngebleng terlaksana dengan baik, maka pelaku tidak boleh makan, minum, atau tidur selama 24 jam.

🔥 Trending:   Doa Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah, Tata Cara, Syarat

Selain itu, tidak boleh juga berpindah dari posisi duduk bersila seperti bertapa. Maka dari itu memang puasa ini cukup berat dilaksanakan terutama bagi yang belum terbiasa melakukan puasa-puasa kejawen salah satunya seperti ngebleng.

Kesimpulan
Itu dia penjelasan mengenai niat puasa ngebleng, pengalaman puasa ngebleng menurut islam dan artinya, manfaat lelakon puasa ngebleng 3 hari 3 malam, filosofi, tata cara, pengertian, khasiat, spiritual, manfaat, hukum, bahaya, dan sebagainya.

Baca: