Niat Puasa Mutih, Tata Cara, Waktu, Pantangan

Runimas.com – Niat puasa mutih. Salah satu puasa tirakat kejawen yang umum dikenal adalah puasa mutih atau yang dalam bahasa Indonesia berarti putih. Apa maksud dari puasa tersebut? Mari simak penjelasannya di bawah ini.

Puasa mutih adalah puasa yang berkaitan dengan makanan dan minuman yang hanya berwarna putih saya seperti nasi, susu, air bening, garam, dan sebagainya. Puasa mutih adalah puasa yang dikerjakan hanya dengan mengonsumsi makanan dan minuman berwarna putih saja.

Sebelumnya kami telah membahas mengenai salah satu tirakat kejawen yakni puasa ngableng. Sama seperti puasa tersebut, puasa mutih juga dilakukan untuk satu tujuan tertentu. Misalnya untuk jodoh, pengasihan, dan lain sebagainya.

Nah, di bawah ini kami ingin menjelaskan secara detail bagaimana pelaksanaan puasa mutih yang benar, lelakon atau tirakat kejawen yang cukup populer hingga kini. Pembahasan yang akan kami lakukan meliputi niat, tata cara, waktu, dan pantangan.

Niat Puasa Mutih

Karena puasa mutih merupakan puasa atau tirakat kejawen, maka pembacaan niatnya juga disesuaikan dengan bahasa Jawa dan dilakukan pada saat setelah sholat isya dan sebelum fajar atau sholat subuh.

Pembacaan niat sebaiknya dilakukan pada saat sebelum tidur sebab untuk menghindari kemungkinan tidak bangun sahur jadi apabila terpaksa tidak bangun sahur, maka tetap bisa berpuasa. Berikut adalah niat puasa mutih yang benar.

Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku putih badanku putih kaya dining banyu suci kerana Allah Ta’ala.

Tata Cara Puasa Mutih

Puasa mutih sebenarnya dilakukan sama seperti pausa sunnah atau puasa wajib pada umumnya meski puasa ini tidak ada dalam kaidah agama Islam. Puasa ini dilakukan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan tuntunan sebagai berikut:

  • Pertama, membaca niat terlebih dahulu seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
  • Kemudian, lakukan sahur namun jika terpaksa tidak bisa bangun maka boleh tidak sahur asalkan sudah membaca niat sebelum tidur.
  • Setelah imsak, adzan subuh berkumandang atau pertanda fajar telah terbit, maka mulai berpuasa hingga berakhir pada ketika adzan maghrib berkumandang atau matahari telah terbenam di barat.
  • Selama siang hari, boleh makan dan minum hanya dengan yang berwarna putih atau bening saja.
  • Berbuka puasa pada saat matahari terbenam dengan cara makan cemilan ringan dan air hangat seperti teh agar perut tidak kontraksi.

Namun ini juga tergatung guru masing-masing, silahkan tanya kepada guru masing-masing apakah perlu melakukan puasa lebih lama dibanding dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Waktu Puasa Mutih

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa puasa mutih ini dilakukan sesuai anjuran dari guru masing-masing. Bila guru menghendaki puasa seperti puasa dalam agama Islam, maka lakukanlah demikian.

Namun bila guru menganjurkan berpuasa atau tirakat mutih dilaksanakan lebih lama dari 24 jam,  misalnya 2 hari, 3 hari, dan seterusnya maka laksanakanlah karena kita hanya perlu menurutinya dengan melakukannya.

Pantangan Puasa Mutih

Karena puasa mutih dilakukan dengan cara makan makanan yang putih saja seperti nasi dengan lauk garam dan minum air putih, maka pantangannya hanya tidak boleh makan makanan selain warna putih contohnya daging, sayur, buah, dan sebagainya.

Apabila melanggar pantangan ini, maka puasa mutih dapat dipastikan batal dan pelaku tidak bisa memperoleh khasiat, manfaat, atau keutamaannya seperti mendapat jodoh, pengasihan, rezeki, dilancarkan segala urusan, dijauhkan dari musibah (tolak bala), dan sebagainya.

Kesimpulan

Itu dia penjelasan mengenai niat puasa mutih, untuk diet, pengantin, 7 hari, untuk jodoh, kekayaan, katolik, saat haid, tanpa guru, seperti apa, niat puasa kejawen mutih puasa mutih pengasihan.

Batas waktu puasa mutih, pengalaman puasa mutih, puasa mutih dalam islam, puasa mutih 3 hari untuk hajat, apakah puasa mutih boleh merokok, niat puasa mutih 3 hari untuk hajat, puasa mutih islam.

Baca:

Tinggalkan komentar